Kemenko PMK Menjaga Keamanan Siber dan Informasi
Di Ruang Rapat Lantai 14 Kemenko PMK, seminar Keamanan Informasi dan Siber diadakan untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan data, yang saat ini menjadi tantangan bagi penyelenggaraan tata kelola pemerintahan berbasis elektronik.
Untuk meningkatkan kesadaran pegawai di lingkungan Kemenko PMK tentang keamanan informasi siber, seminar ini dirancang oleh Biro Sistem Informasi dan Pengelolaan Data dan PMK-CSIRT bekerja sama dengan Agen Perubahan Kemenko PMK.
Saat membuka agenda, Plt. Kepala Biro Sistem Informasi dan Pengelolaan Data Linda Restaningrum mengatakan bahwa menjaga keamanan data sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat. Dia meminta semua pihak untuk berpartisipasi secara aktif dalam upaya ini.
“Kita perlu menjadi sadar dan waspada.”
Linda menyatakan bahwa semua orang bertanggung jawab atas keamanan informasi saat berselancar di internet, sehingga keamanan informasi siber dan informasi dapat dipertahankan.
Linda mengatakan bahwa untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan siber, ada tiga pendekatan yang berbeda untuk membuat ekosistem keamanan yang kuat. Mereka termasuk elemen orang yang merupakan pengguna dan pelindung, yang memerlukan peningkatan pemahaman untuk photomalang.com mendorong komitmen kolektif; elemen proses yang berfokus pada tata kelola keamanan; dan elemen teknologi yang digunakan untuk mendukung upaya pengamanan data dan informasi. Dalam hal manusia, Linda menyarankan agar karyawan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang keamanan siber dan berpartisipasi dalam forum yang disediakan oleh Kemenko PMK.
Sebagai narasumber dalam seminar, Dony Harso Hadir, Ketua Tim Manajemen Risiko dan Pengukuran Tingkat Maturitas Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), menyatakan bahwa insiden siber di Indonesia terus meningkat dan
Jika kita tidak terpengaruh secara langsung atau hanya melihatnya, serangan tidak bermakna. Namun, manusia berada di rantai keamanan terlemah dalam sistem digital. Kita sering merasa hanya sebagai pengguna dan tidak memiliki peran penting dalam penjagaan IT. Namun, kita dapat menjadi sumber keamanan malware atau pembuka jalan untuk insiden siber yang lebih besar. Ini terjadi karena pegawai tidak tahu apakah tindakannya berisiko atau melanggar aturan. Dony menekankan bahwa seluruh staf harus memahami siber.
Dony juga membahas upaya pencegahan untuk memanfaatkan dunia digital secara aman bagi semua orang. Pegawai harus menghindari phising dengan menghindari memberikan informasi pribadi sensitif melalui email. Mereka harus memastikan bahwa mereka tidak mengklik tautan dan lampiran yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal dan memverifikasi bahwa mereka benar.