Bersiaplah untuk Kuliah di Swedia setelah Berhenti dari Sekolah untuk Waktu yang Lama

  • Post author:
  • Post category:Blog
  • Post comments:0 Comments

Bersiaplah untuk Kuliah di Swedia setelah Berhenti dari Sekolah untuk Waktu yang Lama

Memulai kembali ke bangku sekolah setelah bertahun-tahun meninggalkannya tidak mungkin. Ini adalah perasaan yang saya alami ketika saya memasuki kelas pertama dan memulai kehidupan sehari-hari saya sebagai mahasiswa S2. Saya bahkan terkadang tetap hadir di kelas selama bekerja karena saya mendapatkan pelatihan formal yang mengharuskan saya hadir dari pagi hingga sore. Mengikuti kelas sebagai siswa tentu berbeda rasanya. Banyak masalah yang harus saya hadapi karena saya sudah lama tidak klik disini menjadi mahasiswa. Ketika saya memulai kembali hidup saya di Swedia, saya juga harus menyesuaikan diri. Selain itu, karena pekerjaan saya bukan bidang akademik atau riset, awalnya cukup sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang saat ini menjadi tanggung jawab saya sebagai mahasiswa.

Oleh karena itu, dalam post ini saya akan membagikan beberapa tips, berdasarkan pengalaman saya sebagai seseorang yang mengambil S2 di Swedia setelah bertahun-tahun lulus dari S1, yang bisa kalian gunakan untuk mempersiapkan mental sebelum memulai kembali masa-masa kuliah.

Pertama, persiapkan diri untuk mengubah kebiasaan belajar di kelas menjadi belajar mandiri di luar kelas

Saya cukup terkejut saat menerima jadwal kuliah untuk periode pertama karena sudah terbiasa dengan rutinitas berangkat pagi dan pulang sore menjelang malam setiap hari, menghadapi email, berbicara dengan tim, dan menghadiri rapat. Saya hanya diizinkan untuk mengikuti satu mata kuliah selama dua bulan pertama, dan kelasnya tidak selalu berlangsung setiap hari. Melihat jadwal, saya yakin saya akan memiliki banyak waktu luang di sela-sela kelas. Namun, kami diharuskan untuk belajar sendiri di luar kelas. Di sela-sela kelas, salah satu hal yang harus saya lakukan adalah membaca buku referensi dan jurnal agar saya dapat mengikuti diskusi yang dilakukan di seminar dan tidak ketinggalan informasi.

Kedua: Bersiaplah untuk membaca banyak jurnal dan menulis artikel tentangnya

Saya melihat ini sebagai tugas yang cukup sulit untuk diselesaikan. Apalagi saat saya masih di kelas satu, saya hanya “dipaksa” membaca banyak jurnal saat mengerjakan skripsi. Namun, di Swedia, saya diwajibkan untuk membaca tiga sampai lima jurnal setiap minggu untuk kemudian membahas pemahaman saya tentang materi dengan teman-teman di seminar yang wajib. Kadang-kadang orang meminta Anda menulis apa yang Anda baca, seperti kertas sebanyak lima ratus kata atau kertas sepanjang dua halaman. Dan tulisan harus ditulis dengan kata-kata saya sendiri, berdasarkan pemahaman saya sendiri, dan harus menyertakan referensi. Saya hanya terbiasa menulis email dan membuat laporan singkat selama bekerja. Akibatnya, menulis berdasarkan hasil membaca jurnal—yang pastinya tidak sama dengan membaca buku fiksi—sangat berbeda.

Leave a Reply